Friday, November 18, 2011

MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SECARA UMUM


Model-Model Pembelajaran Matematika
Disampaikan Oleh Edris Zahroini, S.Pd
NIP.19791226 200604 1 003
Pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru SMP Se-Kabupaten Mukomuko


1.   Pendahuluan
A.    Kompetensi yang diharapkan
              Kompetensi yang diharapkan adalah
1.    Peserta pelatihan mampu menguasai pengelolaan pembelajaran matematika
2.    Peserta pelatihan mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan dan karakteristik matematika.
B.    Pentingnya mempelajari bahan pelatihan
Kurikulum KTSP para guru diharapkan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika. Untuk memunjang pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika perlu di dukung dengan berbagai model pembelajaran yang relevan. Pendekatan kontekstual dapat diterapkan pada model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, dan model pembelajaran berdasarkan masalah.
C.    Tujuan
Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan mampu :
1.    Menerapkan model pengajaran langsung  pada pembelajaran matematika.
2.    Menerapkan model pengajaran kooperatif  pada pembelajaran matematika.
3.    Menerapkan model pengajaran berdasarkan masalah  pada pembelajaran matematika.
D.   Prasyarat
Sebelum mempelajari modul ini peserta pelatihan telah mempelajari bahan pelatihan mengenai teori-teori belajar matematika, pengembangan silabus dan pendekatan pembelajaran matematika.
E.    Strategi pelatihan
Strategi pelatihan yang di gunakan dalam modul ini adalah:
1.    Dijelaskan perbedaan model pengajaran, strategi, metode dan pendekatan.
2.    Dengan tanya jawab peserta pelatihan diarahkan untuk mengenali sifat umum beberapa model pengajaran.
3.    Dijelaskan model pengajaran langsung
4.    Peserta diminta memberi contoh materi matematika SMP yang sesuai dengan model pengajaran langsung, kemudian mendiskusikannya.
5.    Dijelaskan model pembelajaran kooperatif.
6.    Peserta diminta member contoh materi  matematika SMP yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif, kemudian mendiskusikannya.
7.    Dijelaskan model pembelajaran berdasarkan masalah.
8.    Peserta diminta member contoh materi matematika SMP yang sesuai dengan model pembelajaran berdasarkan masalah, kemudian mendiskusikannya.
9.    Peserta di minta mendiskusikan model pengajaran yang sesuai dengan pengajaran kontekstual.



2.   Materi Pelatihan
A.   Pendahuluan
Jika kita mengajarkan suatu topik tertentu dalam matematika, maka kita harus memilih pendekatan, strategi, metode, teknik yang sesuai dengan kodisi dan situasi anak yang akan kita ajar, dengan kata lain harus sesuai dengan daya dukung dan intake. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pengajaran tercapai dengan hasil yang baik.
Pada materi ini akan dibahas mengenai model-model pengajaran, tapi sebelumnya akan kita pelajari tentang pendekatan, strategi, metode dalam pengajaran.
1.   Pendekatan dalam Pengajaran
Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijakan, yang ditempuh oleh guru dalam pencapaian tujuan pengajaran apabila kita melihatnya dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu dkelola.
Contoh Pendekatan pendekatan dalam pengajaran matematika antara lain: CBSA, Kontekstual, induktif, deduktif, sepiral, pemecahan masalah dan lain sebagainya.
2.   Strategi Pembelajaran
Setiap pengajaran mempunyai tujuan pengajaran, untuk mencapai tujuan dalam topik-topik dalam pengajaran matematika digunakan pendekatan mengajar. Pendekatan yang digunakan bermacam-macam jenisnya. Dalam mengajarkan suatu topik apakah materi pelajaran tersebut disajikan kepada siswa baik secara perseorangan maupun secara berkelompok.
Setelah materi tersebut terpiih maka terdapat pertanyaan lain, siapakah yang mengajarkannya? Guru secara perorangan atau kelompok. Atau mungkon biasa saja materi dipelajari sendiri oleh siswa tanpa guru.
Bila guru yang memberi materi, bagaimana cara guru memotivasi siswa agar siswa berpartisipasi, bagaimana guru mengelola kelas sehingga pelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Pengaturan kurikulum tersebut disebut strategi pembelajaran.
3.   Metode Pengajaran
Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan metode mengajar? Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar. Macam-macam metode mengajar antara lain : ceramah, ekspositori, Tanya jawab, penemuan. Ceramah adalah suatu cara penyampaian (memberikan informasi secara lisan terhadap siswa di dalam ruangan tertentu, siswa mendengar dan mencatat seperlunya. Metode ceramah lebih sesuai pada bidang non eksakta karena dianggap paling praktis. Pada metode ceramah pengajaran berpusat pada guru, sebab guru lebih aktif berbicara dalam menyampaikan materi.
Metode ekspositori memiliki kesamaan dengan metode ceramah, karena sifatnya member informasi. Beda ekspositori dari ceramah adalah dominasi guru dikurangi. Dalam metode ekspositori guru member informasi hanya pada waktu-waktu tertentu yang diperlukan siswa, misalnya pada awal pelajaran, atau untuk suatu topik yang baru.
    

4.   Model Pengajaran
Istilah model pengajaran harus dibedakan dari istilah strategi pengajaran, metode pengajaran, atau prinsip pengajaran. Istilah model pengajaran memiliki makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model pengajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : rasional teoritik logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Istilah model pengajaran meliputi pendekatan suatu model pengajaran yang luas dan menyeluruh. Sebagai ilustrasi kita coba memahami contoh pada model pembelajaran berdasarkan masalah, dimana kelompok-kelompok kecil siswa bekerjasama menyelesaikan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pengajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah, dan berpikir kritis. Model pembelajaran pemecahan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis, pada model ini pembelajaran dimulai  dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiaanya membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa. Dalam model pengajara ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru member contoh mengenai penggunaan ketrampilan dan strategi yang fdibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan : tujuan pembelajaran, pola urutan dan sifatnya lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan, pengajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti table perkalian atau topic-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi model ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
Yang dimaksud dengan sintaks (pola urutan) dari suatu model pengajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pengajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contonya yaitu, setiap model pengajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotifasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran yang didalamnya meliputikegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran. Kegiatan merangkum dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan system pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya pada model pengajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Jika model ini  menggunakan metode diskusi maka maka para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan jika pada metode pengajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru.
Pada model pengajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pengajaran langsung siswa harus harus tenang dan memperhatikan gurunya.
Pada modul ini yang akan dibahas hanya meliputi tiga model pengajaran beserta contoh RPPnya yaitu model pengajaran langsung, model pengajaran kooperatif, dan model pengajaran berdasakan masalah.

B.  Model Pengajaran Langsung
1.   Pendahuluan
Para pakar teori belajar menggolongkan pengetahuan menjadi dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural.
Pengetahuan procedural yaitu pengetahuan bagaimana orang melakukan sesuatu. Misalnya bagaimana melakukan operasi matematika, bagaimana langkah penyelesaian suatu persamaan kuadrat, bagaimana melukis segi n beraturan dalam geometri, dan lain sebagainya.
Sedangkan pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Misalnya, phi merupakan hasil perbandingan antara keliling lingkaran dengan diameter, sudut siku-siku besarnya Sembilan puluh derajat, dan lain sebagainya.
Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan proseduraldan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Pengajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya jawab) berhubungan  erat dengan model engajaran langsung.
Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pengajaran langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Jadi lingkungan harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Ciri-ciri pengajaran langsung adalah sebagai berikut :
1.    Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar
2.    Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3.    System pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsungnya dan berhasilnya pengajaran.
Pada model pengajaran langsung terdapat fase-fase yang penting, dimana pada awal pelajaranguru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, selain itu guru juga menyiapkan siswa untuk memasuki pembelajaran materi baru dengan mengingatkan kembali pada hasil belajaryang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi). Fase ini dilakukan untuk memberikan motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.
Selain itu dilanjutkan dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi mengenai ketrampilan tertentu. Pada fase mendemonstrasikan pengetahuan, hendaknya guru memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga akan memberi dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinyadalam kehidupan nyata. Fase-fase tersebut diatas dapat disajikan pada table berikut ini :
Table 1
NO
FASE
PERAN GURU
1
Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa
Menjelaskan tujuan, materi prasyarat, memotifvasi siswa dan mempersiapkan siswa.

2
Mnedemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

3
Membimbing pelatihan
Guru memberikan latihan terbimbing

4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik

5
Memberikan latihan dan penerapan konsep
Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari


2.   Pelaksanaan
Seperti telah dinyatakan diatas bahwa pengajaran langsung akan terlaksana dengan baik jika dirancang dengan baik pula. Ciri utama yang dapat terlihat pada saat melaksanakan pengajaran langsung adalah sebagai berikut :
1.    Tugas Perencanaan
a.    Merumuskan tujuan pengajaran
b.    Memilih isi
Guru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang akan diberikan pada siswa dalam kurun waktu tertentu,. Guru harus selektif dalam memilih konsep yang diajarkan dengan model pengajaran langsung.
c.    Melakukan analisis tugas
Dengan menganalisis tugas, akan membantu guru menentukan dengan tepat apa yang perlu dilakukan siswa untuk melaksanakan keterampilan yang akan dipelajari. Ini bukan berarti bahwa seorang guru harus melakukan analisis untuk setiap keterampilan yang diajarkan. Hal ini disebabkan karena waktu yang tersedia terbatas.
d.    Merencanakan waktu
Guru harus memperhatikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan kemampuan dan bakat siswa, dan memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal secara baik siswa-siswa yang akan diajar, akan bermanfaat sekali untuk memperkirakan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

2.     Penilaian pada model pengajaran langsung
Membahas tentang model pengajaran langsung, tentu tidak akan lepas dari system penilaiannya. Gronlund (1982) memberikan 5 prinsip dasar yang dapat membimbing guru dalam merancang system penilaian yaitu :
a.  Sesuai dengan tujuan pengajaran
b.  Mencakup semua tugas pengajaran
c.   Menggunakan soal tes yangsesuai
d.  Buatlah soal sevalid dan sereliabel mengkin
e.  Manfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar berikutnya.
3.   Penerapan

C.  Model Pembelajaran Kooperatif
1.   Pendahuluan
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pengajaran kooperatif memiliki cirri-ciri :
a.    Untuk menuntaskan belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
b.    Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.    Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula.
d.    Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Pembelajaran kooperatif lierning mempunyai tiga tujuan penting yaitu :
a.    Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
b.    Penerimaan terhadap keragaman
Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat social.
c.    Pengembangan keterampilan social
d.    Model pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan social yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif anatara lain adalah : berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan idea tau pendapat, bekerja dalam kelompok dan lain sebagainya.
Pada pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah meberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Selanjutnya langkah-langkah pembelajaran kooperatif dari awal hingga akhir dapat dilihat pada table berikut ini :
Table 1. langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase ke-
Inbdikator
AKTIFITAS/Kefgiatan Guru
1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok

Jika kita perhatika langkah-langkah model pembelajaran kooperatif pada tabel diatas maka tampak bahwa proses demokrasi dan peran aktif siswa di kelas sangat dominan dibandingkan dengan model-model pengajaran yang lain.

2.   Pelaksanaan Pembelajaran kooperatif dikelas
Seperti halnya pada model pengajaran langsung, dalam pemngajaran kooperatif juga diperlukan tugas perencanaan, misalnya : menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai dengan model ini, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa, mengenalkan siswa kepada tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan waktu dan tempat dudukyang akan digunakan.
Sehubungan dengan salah satu tugas guru pada model ini yaitu memilih pendekatan yang sesuai, guru dapat memilih berbagai pendekatan pada model kooperatif yaitu : tipe STAD (student teams achiefment division), tipe jigsaw, tipe investigasi kelompok, dan tipe pendekatan struktural. Berikut ini ditunjukkan perbandingan diantara keempat pendekatan tersebut pada tabel 2 sebagai berikut ;
Table 2

PENDEKATAN
UNSUR
STAD
JIGSAW
KELOMPOK PENYELIDIKAN
PENDEKATAN STRUKTURAL
Tujuan kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inquiri
Informasi akademik sederhana
Tjuan sosial
Kerja dalam kelompok
Kerja dalam kelompok
Kerja dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok dan sosial
Struktur kelompok
Kelompok heterogen dengan 4-5 orang anggota
Kelompok heterogen dengan 5-6 anggota dan menggunakan kelompok asal dan ahli
Kelompok belajar homogeny dengan 5-6 orang anggota
Bervariasi berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 orang anggota
Pemilihan topic
Biasanya guru
Biasanya guru
Biasanya siswa
Biasanya guru
Tugas utama
Siswa dapat menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Siswa mempelajari materi dalam kelompok ahli kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu
Siswa menyelesaikan inquiri kompleks
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan baik social dan kognitif
Penilaian
Tes mingguan
Bervariasi, missal tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes esay
Bervariasi
Pengakuan
Lembar pengakuan dan publikasi lain
Publikasi lain
Lembar pengakuan dan publikasi lain
bervariasi

Perlu diketahui bahwa sebelum pembelajaran kooperatif dimulai, sebaiknya kepada siswa diperkenalkan terlebih dahulu apa itu pembelajaran kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang harus diperhatikan. Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan lancer, sebiknya kepada siswa diberitahukan petunjuk-petunjuk tentang yang akan dilakukan. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain :
1.    Tujuan pembelajaran
2.    Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok
3.    Jadwal pelaksanaan untuk STAD dan Jigsaw
4.    Jadwal presentasi kelaas untuk kelompok penyelidikan
5.    Prosedur pemberian nilai penghargaan individu dan kelompok
6.    Format presentasi laporan
Selain hal tersebut diatas perlu juga diketahui bagaimana cara membentuk kelompok, pedoman penilaian, dan system penghargaan. Berikut ini ada beberapa contoh table format tentang pembentukann kelompok, pedoman penilaian, dan system penghargaan.
Tabel 3. Pengelompokan Siswa berdasarkan Kemampuan Akademik





Kemampuan
No
Nama
Rangking
Kelompok
Tinggi
1

1
A
2

2
B
3

3
C
4

4
D
Sedang
5

5
A
6

6
B
7

7
C
8

8
D
9

9
A
10

10
B
11

11
C
12

12
D
Rendah
13

13
A
14

14
B
15

15
C
16

16
D

Tabel 4. Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa



Langkah ke-
Indikator
Operasional
1
Menetapkan skor dasar
Setiap siswa diberikan skor berdasarkan skor kuis yang lalu
2
Menghitung skor kuis terkini
Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini
3
Menghitung skor perkembangan
Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang diberikan dibawah ini
Kriteria
Nilai Perkembangan
Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar
0 poin
10 poin di atas skor sampai 1 poin dibawah skor dasar
10 poin
skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
20 poin
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
30 poin
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)
30 poin

Tabel 5. Penghargaan Siswa Berdasarkan Kemampuan Akademik






Materi :
………………………………………………………………………………………………………
Kelompok
Nama
Nilai Dasar
Nilai Kuis
Nilai Perkembangan
A
Ana
90
100
30
budi
85
82
10
Cinta
65
70
20
Dodi
55
40
0
Total
60
Rata-rata kelompok
15
Penghargaan
BAIK
B
Agus
95
100
30
Boing
80
82
10
Cecep
70
70
20
Darno
40
100
30
Total
90
Rata-rata kelompok
22,5
Penghargaan
HEBAT
Nilai Kelompok (N)
15≤N<20
20≤N<25
N≥25
Penghargaan
BAIK
HEBAT
SUPER

3.   Penerapan
Dilaksanakan pada peer teacing


D.  Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1.   Pendahuluan

Cirri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu pengajuan petanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan.
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk :
a.    Membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikirdan keterampilan memecahkan masalah.
b.    Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
c.    Menjadi pembelajar yang mandiri
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama dimulai dengan tahapmemperkenalkan siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penjajian dan analisis hasil kerja siswa. Selanjutnya kelima langkah dari mofdel pembelajaran berdasarkan masalah dapat dilihatpada table berikut ini.
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasakan Masalah



Fase ke-
Indikator
Aktivitas/Kegiatan Guru
1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4
mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model. Serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi ata evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

2.   Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a.    Tugas-tugas perencanaan
Pembelajaran berdasarka masalah yang mempunyai hakekat ineteraktifntya, maka sudah tentu membutuhkan perencanaan, seperti halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.
1) penetapan tujuan
Pertama kali kita mendeskripsikan bagaimana pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah dapat diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah di sebutkan.
2) Merancang situasi masalah lebih suka memberikan suatu keleluasaan dalammemilih masalah untuk diselidiki karena cara ini meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki, dan tidak terdefinisikan secara ketat, memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan kurikulum.
3) Organisasi sumber daya dan rencana logistic
Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan peralatan, dan pelaksanaanya dapat dilakukan di dalam kelas, perpustakaan, laboratorium dan bahkan dapat dilakukan duluar sekolah. Oleh karena itu tuga mengorganisasikan sumber daya dan kebutuan untuk penyelidikan siswa haruslah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah.
b.    Tugas Interaktif
1) Orientasi Siswa pada Masalah
Siawa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tapi UNTUK MELAKUKAN PENYELIDIKAN terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pelajar yang mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah untuk sebuah pelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan yang menimbulkan misteri dan suatu keinginan untuk memecahkan masalah.
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada model pembelajaran berdasakan masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan hal tersebut siswa memerlukan memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar kooperatif juga berlaku untuk mengorganisasikan siswa kedalam kelompok pembelajaran berdasarkan masalah.
3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
a)    Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya sesuai etika penyelidikan yang benar.
b)   Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya ide-ide itu merupakan hal penting sekali dalam tahap penyelidikan pembelajaran berdasarkan masalah. Selama tahap penyelidikan guru member bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.
c)    Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik dan videotape.
4) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
3.    Lingkungan belajar dan tugas-tugas management
Pentung untuk guru agar memiliki seperangkat aturan yang jelas supaya pembelajaran dapat berlangsung tertip tanpa gangguan, menangani tingkah laku siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, memiliki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja kelompok.
Salah satu masalah dalam pengelolaan yang cukup rumit bagi guru yang menggunakan model pembelajaran berdasakan masalah adalah bagaimana menangani siswa baik individu maupun kelompok yang menyelesaikan tugas tugas lebih awal atau terlambat, jadi daam hal ini kecepatan penyelesaian yang dimiliki siswa berbeda.
Pada model pembelajaran berdasakan masalah dimungkinkan siswa mengerjakan tugas multi (rangkap), sehingga waktu penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat berbeda, konsekuensinya diperlukan pemantauan dan pengelolaan kerja siswa yang rumit.
Kemudian pada model pembelajaran berdasakan masalah juga sering sebagai guru menggunakan sejumlah bahan dan peralatan, oleh karena itu pengelolaanya dapat merepotkan guru. Sehingga guru yang efektif harus memiliki prosedur untuk pengelolaan , penyimpanan dan pendistribusian bahan.
Dan yang lebih penting adalah sehingga tidak boleh dilupakan adalah menyampaikan aturan dan sopan santun untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika mereka melakukanpenyelidikan di luar kelas termasuk didalamnya penyelidikan di masyarakat.
4.    Asesmen dan evaluasi
Seperti halnya pada pembelajaran kooperatif, pada pembelajaran berdasarkan masalah perhatiannya tidak pada perolehan pengetahuan deklaratif ataupun procedural, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan tes kertas dan pensil(paper and pencil test). Teknik penilaian dan evaluasi  yangsesuai dengan pembelajaran berdasakan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka. Tugas (asesmen) dan evaluasi yang sesuai untuk model ini terdiri dari menemukan prosedur penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa. Misalnya dengan asesmen kinerja dan peragaan hasil. Adapun prosedur-prosedur yang telah disebutkan tersebut dinamakan asesmen kinerja dan asesmen autentik, dan portofolio.
5.    Penerapan
Dilaksanakan pada peer teacing











                                        

No comments:

Post a Comment